Hal 2

Tak pernah ku tau apakah dia juga menyimpan perasaan yang sama terhadap diriku, namun itulah harapanku, harapan yang sering terpatahkan oleh sikapnya yang benar-benar tak dapat ku mengerti, perasaanku hanya bisa kulukiskan diatas secarik kertas lipat, disitulah kutuliskan semua apa yang kurasa, tak berniat
sedikitpun agar kertas itu sampai ditangaannya, namun kertas itu sampai ditangannya karna ulah sahabatku, dia ingin agar aku bisa mendapatkan jawaban darinya walaupun aku sempat marah padanya karna aku malu,
yaa...malu bahwa nanti dia tak menyukainya, malu bahwa dia akan menjauh dari ku karna surat itu, malu bahwa aku cewek...karna yang kutau cewek tak pantas mengatakan isi hatinya lebih dahulu kepada cowok, bukan karna gengsi, tapi karna adap yang ada sebagai seorang cewek.
aku tak pernah tau apa respon dia dengan surat itu, yang ku tau dia tak menganggap pusing soal surat itu, dia tak pernah mengatakan apapun yaa...itulah rahasia hati dia, hanya dia dan Allah yang tau akan semuanya.
selama ini kita hanya berhubungan lewat sosmed, sms dan facebook penyambung hubungan kita. Maklum lah, kita tinggal di asrama yang penuh dengan peraturan yang melarang siswanya untuk berhubungan dengan lawan jenis, kami sudah terbiasa dengan hal itu sehingga main kucing-kucingan ketika ada razia hp sudah sangat biasa, waaaah...itu kenakalan dan kenekatan yang kita lakukan, pernah pada suatu hari aku menturuhnya untuk membawa hp dan tepat pada saat itu sekolahku mengadakan razia hp besar-besaran. Semua orang cukup panik dengan keadaannya masing-masing, seperti suatu gambaran kecil ketika akan kiamat terjadi, tapi itu kiamat sugro bagi para siswa-siswi yang tertangkap membawa hp, bagi yang tidak mereka lulus dari ancaman kiamat itu, namun yang ku pikirkan bukanlah diriku sendiri, melainkan dia....
Rasa bersalah telah menghantui diriku kala itu, aku yang memaksanya untuk membawa hp ke sekolah, aku tak perduli dengan diriku sendiri, apakah hp yang ku bawa akan tersita atau tidak namun aku lolos dari razia itu. Hanya bayangan tentang dia yang menghantui pikiranku.
Sepanjang pelajaran pagi itu hingga bel istirahatpun berbunyi.
aku mulai gelisah saat ingin menghubungi dia apakah dia selamat dari razia itu ataukah dia terkena masalah gara-gara ulahku, yaa..aku sahabat yang menyusahkan.
saat ku beranikan diri untuk mengirim sms ke padanya tiba-tiba aku mendapat balasan yang membuat hatiku benar-benar lega, serasa kegelisahan dihatiku sejak pagi hilang sudah lenyap menguap bersama kebahagiaan yang ku alami, sejak kejadian itu aku dan dia sepakat untuk tidak berhubungan pada jam sekolah, alhasil aku hanya bisa menitipkan pesan kepada teman sebangku ku yang aku percaya untuk membawa hp ku, ya.. maklum lah, aku tinggal di asrama yang tak memperbolehkan untuk membawa hp.
Cukup lucu bila dipikir-pikir, aku membawa hp hanya ketika disekolah dan dia hanya membawa hp ketika di asrama, aku sms dia pagi dia akan balas ketika malam, ya seperti itulah perjuangan kita buat bisa hubungan ketika masih tinggal di asrama, tapi perjuangan kami gak berhenti saat itu saja.
pertama kali aku mendengar suaranya langsung ketika sekolah mengadakan ujian praktek penjaskes untuk murid kelas akhir, kami siswa putra dan putri ada jadwal sendiri yang pastinya gak mungkin siswa lawan jenis bisa bertemu. Sesuatu yang tak kuduga saat itu dia duduk dibalik pagar asrama dan dia memanggilku dan meneriakkan sebuah semangat agar aku berlari lebih kencang. Saat itu aku merasa itu seperti sebuah mimpi di siang hari yang sangat-sangat panas juga cukup melelahkan dan itu bukan sebuah kenyataan hingga aku terbangun dari lamunan ku dan alangkah bahagianya diriku kau benar-benar nyata berada di depanku. Entah kau menyadarinya atau tidak aku merasakan bahwa pipiku mulai memerah malu dengan sikapku sendiri.