茶の湯 (Chanoyu) Upacara Minum Teh Jepang
ada
yang sudah pernah melihat upacara minum teh jepang? kalau tidak pernah
melihat secara langsung, paling tidak cobalah melihat videonya lewat
youtube maupun media lainnya untuk menambah wawasan pengetahuan kebudayaan jepang.
Arti kata Chanoyu sebenarnya adalah “air panas untuk teh”. Namun
kemudian berkembang lebih luas menjadi upacara minum teh dalam tradisi
Jepang, dalam chanoyu setiap peserta diharapkan mengalami ketenangan.
Karena chanoyu sendiri dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk
mendapatkan keseimbangan jiwa [ketenangan diri]
Dalam upacara ini, teh disiapkan oleh seorang ahli khusus dan disajikan
untuk sekelompok kecil orang, dengan tata cara tertentu. Istilah chanoyu
sendiri bisa juga disebut chadou atau sadou.
Untuk bisa menjadi ahli chanoyu, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang
tipe teh, kimono, kaligrafi Jepang, ikebana dan berbagai pengetahuan
tradisional lain. Itulah sebabnya tak sembarangan orang bisa menjadi
ahli chanoyu, bahkan mungkin dibutuhkan proses belajar puluhan tahun.
Dan bagi orang-orang yang ingin ikut ambil bagian dalam chanoyu pun
diwajibkan memiliki pengetahuan etika yang berlaku dalam upacara ini.
Hal ini tak mengherankan, karena chanoyu telah menjadi salah satu bagian
paling penting dari tradisi Jepang.
Tradisi minum teh sendiri sudah dikenal bangsa Jepang sejak abad ke-9,
dibawa oleh biksu Jepang Eichu yang saat itu baru kembali dari China. Di
negri asalnya, China, tradisi minum teh konon telah ada sejak sebelum
peradaban Masehi dimulai. Sama seperti di China, kebiasaan minum teh di
Jepang awalnya adalah untuk tujuan medis, namun kemudian berkembang
menjadi kegemaran dan bahkan lalu menjadi tradisi yang unik.
Pada abad 12, jenis teh yang baru, Matcha, diperkenalkan oleh Eisai,
seorang biksu Jepang yang juga baru kembali dari China. Teh hijau dalam
bentuk bubuk ini awalnya digunakan untuk ritual keagamaan di biara Budha
Zen. Matcha berasal dari tanaman yang serupa dengan teh hitam, namun
tidak difermentasi, melainkan digiling gingga berbentuk tepung.
Pada abad 16 tradisi minum teh telah menyebar ke seluruh golongan
masyaraakat di Jepang. Figure yang paling dikenal dalam dunia chanoyu
saat itu adalah Sen no Rikyu, yang mengajarkan konsep ichi-go-ichi-e,
bahwa setiap pertemuan chanoyu harus dianggap berharga, karena hal itu
tak dapat diulangi lagi. Prinsip yang dianutnya: harmoni, penghormatan,
kemurnian, dan ketenangan tetap menjadi prinsip dasar chanoyu hingga
saat ini.
Jika menuruti tradisi Jepang, chanoyu biasanya diadakan pada sebuah
ruang tertentu yang disebut chasitsu [artinya ‘ruang teh’]. Terdapat 2
jenis chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari
beberapa ruang [di Inggris juga memiliki tradisi minum teh, dikenal
sebagai tea houses/rumah teh]; atau ruangan yang berada dalam suatu
bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh [dikenal di Inggris
sebagai tea rooms/ruang teh]. upacara minum teh (chanoyu)
tata cara chanoyu
peralatan chanoyu
Rumah teh biasanya berupa bagunan sederhana yang kecil, terbuat dari
kayu. Letaknya di area yang terpisah pada bagian yang tenang. Namun pada
masa kini biasanya terdapat di kebuan atau taman. Sedangkan ruangan teh
biasanya berupa ruangan kecil di dalam rumah, kuil, biara, sekolah atau
bangunan lain. Di rumah Jepang, ruangan dngan lantai tatami bisa
digunakan sebagai ruangan teh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar